Member-only story

Orang Yang Menerimamu Apa Adanya Adalah Ibumu.

Aku ingat waktu itu usiaku masih sangat muda. Tidak lebih muda dibanding usia putriku saat ini. Mama yang memotong rambutku. Persis seperti model rambutku saat ini. Hanya sekali itu saja, Mama memotong rambutku. Sebuah kenangan yang akan selalu membekas dan akan kubawa mati kelak.

Irwan
2 min readJan 12, 2020

Bukan hanya itu, hampir setiap hari aku belajar didampingi beliau. Khususnya saat mengerjakan PR matematika. Dan tidak pernah luput dari cubitan jika Aku salah. Aku sering tertawa mengingat kenangan yang satu ini. Karena setiap Mama mencubitku, disertai dengan omelan khas. Kenapa khas? Waktu itu Mama mengomeliku dengan dua bahasa. Kombinasi dua bahasa. Bahasa Indonesia dan bahasa daerah, bahasa Bugis. Cubitannya tidak menyakitkan, hanya agar Aku fokus dengan apa yang dia ajarkan. Namanya juga Ibu ke Anak. Tidak ada perlakuan kasar kepada orang yang dia cintai lebih dari apa pun.

Aku dekat dengan Ibuku. Jauh sebelum aku mengenal Ayah, Kakek, Nenek dan keluarga besar lainnya. Aku dekat dengannya 9 bulan lebih dulu dibanding lainnya sejak dalam kandungannya.

Sayang anak ke Ibunya mungkin terbatas, tapi rasa sayang Ibu ke anak-anaknya tidak akan bisa dibandingkan dengan apa pun.

--

--

Irwan
Irwan

Written by Irwan

Menulis dalam bahasa Indonesia. Temukan lebih banyak tentang saya di bio.link/irwan

No responses yet