Member-only story
Maaf, tapi…
Ada yang bilang permintaan maaf itu harus tulus. Tentu saya setuju bahwa ketulusan dalam meminta maaf sejalan dengan ketulusan si pemberi maaf itu sendiri. Tidak ada tolak ukur yang bisa dijadikan dasar baku jika menyangkut ketulusan seseorang. Karena tulus itu dari hati. Woy!! Hati woy!!!
Ada pendapat yang mengatakan permintaan maaf itu tidak tulus ketika ada kata tapi atau kalau. Si peminta maaf tidak merasa bersalah atau tulus meminta maaf. Tidak bisa langsung memutuskan seperti itu juga. Lihat pokok masalahnya, lihat dulu situasinya seperti apa.
Meminta maaf terkadang hanya sekadar basa-basi saja. Iya betul! Basa-basi-bangsat. Tergantung situasinya. Ketika dua orang yang saling mengutarakan pandangan, namun dalam situasi yang mungkin tegang. Agar hubungan yang ada tetap baik-baik saja maka salah satunya mengalah dengan meminta maaf. Terkadang kita menunggu seseorang meminta maaf duluan, dan menganggap orang lain melakukan kesalahan terhadap cara dia bersikap. Yang sayangnya orang tersebut juga beranggapan sama seperti kita. Sebagai sikap mengalah, maka muncul kalimat permintaan maaf yang menurut SelebTwit gak tulus.
“Saya minta maaf jika salah”.
Iyalah namanya juga manusia, tempatnya khilaf dan dosa. Kalo salah minta maaf, tapi kalo merasa gak salah tapi tetap minta maaf? Itu bukan karena salah, tapi…