(AKU & PENGALAMAN HIDUP)
Masabodo
Seberapa depresinya kamu saat menghadapi pekerjaan? Atau selama ini pekerjaanmu baik-baik saja tapi lingkungan kerja yang sudah tidak nyaman lagi?
Sudah dua bulan terakhir ini Aku merasa ada yang menghambat langkahku untuk menikmati ritme kerja yang sebelumnya ku jalani dengan semangat. Porsi kerja dan beberapa target dengan iming-iming bonus atau insentif yang tinggi memang faktor utama yang menjadi motivasi dalam bekerja. Berubahnya posisi jabatan pun membuatku lebih semangat untuk meningkatkan kinerja. Sayangnya salary dan insentif yang menjadi target tidak sejalan dengan kinerja yang meningkat.
Evaluasi dan rencana per semester pun yang kusampaikan via email ke atasan hanya mendapat apresiasi dalam bentuk tulisan yang sifatnya formalitas. Meski dengan pengakuan melebihi ekspektasinya tanpa ada perubahan penyesuaian yang signifikan.
Kinerjamu saat ini sudah melebihi ekspektasi saya, bagus, good job!
Kalimat seperti ini sudah sering kudapatkan jauh sebelum bergabung dengan perusahaan yang terakhir ini. Yang berbeda dari tempat sebelumnya, kalimat seperti itu diikuti dengan ganjaran insentif / bonus yang sesuai dengan kinerja tentunya. Tidak ada kekecewaan dan semakin memotivasi untuk diri sendiri bersama tim dalam bekerja.
Kekecewaan ini bukan tanpa dasar. Tapi bukan penyebabnya yang ingin kutulis. Melainkan beberapa kesalahan yang seharusnya tidak terjadi hanya karena kecewa dengan kebijakan perusahaan (dalam hal ini atasan yang tidak bisa mengambil keputusan dengan bijak).
Perubahan sikapku terhadap beberapa tim memberi kesan sensitif dan emosional bukan hal yang membanggakan. Tapi sikap bermasabodoh yang paling merugikan semuanya. Apakah sikapku salah? Telat memang untuk bersikap cuek dan mencoba hanya mengerjakan sesuai tupoksi masing-masing. Karena jauh sebelumnya aku menerapkan prinsip kerja dengan semangat, improvisasi, mencari ide kreatif dan quick problem solving. Tidak mesti menunggu instruksi baku dari atasan, selama hasil akhir untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Menjadikan pengalaman yang dicatat atasan sebagai karakter yang mudah dimanfaatkan.
Sayangnya atasan tidak paham atau juga mungkin terlalu “biasa aja” terhadap kedekatanku yang baik dengan user. Dan bisa menjadi keuntunganku untuk tidak mengikuti ritme kerjaku seperti sebelumnya. Apa manfaat yang kudapat ketika memenuhi permintaan bahkan berdedikasi tinggi untuk perusahaan tapi yang kudapat hanya kalimat “Good Job”?
Apa yang akan kulakukan ke depan? Berubah haluan ke bidang lain atau bertahan tapi dengan sikap masabodo? Tidak, mungkin sebaiknya aku tunjukkan bahwa selama ini orang-orang yang berusaha memberi kinerja terbaik untuk perusahaan seharusnya diberi apresiasi bukan hanya dalam bentuk kalimat pujian. Tapi dalam bentuk penghargaan mungkin, perbaikan kesejahteraan karyawan? Pelatihan dan pengembangan diri juga mungkin bisa? Aku dan sekian banyak orang di luar sana bekerja dengan penuh tanggung jawab dengan harapan kinerja dibalas dengan sesuatu yang lebih dibutuhkan selain pujian.
Tidak ada yang sempurna dan tidak akan ada yang memuaskan bagi seorang manusia.
Kata temanku, perbanyak ikhlas dan bersyukur saja. Hmmm… bisa dicoba.